Senin, April 24, 2017

Tanpa sadar kita sudah memutarin ka'bah

Kisah bersama saat di mekkah. Waktu itu ketika selesai shalat isya'. Dalam hati tak bisa berhenti ta'jub akan ka'bah, kebesaran Allah. Menyebut nama Allah. Entahlah aku merasa nyaman ketika posisi berhadapan dengan sisi pintu ka'bah. Alhamdulillah selalu dapat shof disini.

Saat itu bersama teman 1 jama'ah, kita saling bertukar cerita. Sang ibu bercerita kalau temen2 kita ada yang kesasar. Terus aku nambahin, "bu di lantai 2 ini begitu luas kalau mengitarin ka'bah, tapi orang2 yang mendorong kursi roda hebat sekali kuat dan cepet2 jalannya. Seberapa capek ya mereka. Bu gimana kalau kita thawaf di lantai 2 ini karena di bawah penuh banget, apalagi ini hari jum'at.

Sang ibu nimbalin, "wah dek capek banget lah".
Terus aku tersenyum, "kan kita belum nyoba bu".

Terus sang ibu ngajakin keluar ka'bah tuk balik ke hotel waktunya makan malam. Kita berjalan menuju arah keluar,
"subhanallah maha suci Allah, kita tak sadar kalau kita kesasar tidak menemukan pintu keluar, kita tersadar ketika melewatin pintu ka'bah lagi. kita jadinya mengitarin ka'bah di lantai 2 ini. Kita keluar keringat, sampai ngos2an, kaki pun terasa bergetar. Apa yang kita diskusikan tadi jadi kenyataan, bisa merasakan mengitarin ka'bah di lantai 2 ini, akhirnya kita beristighfar dan minta petunjuk ma Allah untuk ditunjukkan arah pintu keluar, air mata pun keluar, kita sama2 tidak bawa hape, biasanya kita bisa menuju arah pintu keluar, lihat ada tulisan, ini ko' kita tidak menemukan tulisan sama sekali".  Allahu akbar, Allah maha besar. Sampai kita terucap kata ikhlas kalau malam ini tidak dapat jatah makan malam tidak apa2. Karena melihat jam tangan yang dibawa sang ibu sudah menunjukkan hampir jam 10 malam.

»»  read more

Jumat, April 21, 2017

Rindu akan panggilan dan pelukan anak-anak

Malam mulai berlalu. Tiba2 teringat akan suara anak yang memanggilku di jalan dengan suara lantang. Waktu itu posisi saya naik kendaraan sendiri. Terenyuh dengar suara dan wajah sang anak itu. Walaupun saya tak pernah mengajarnya dan dulu sang anak terkenal pemalu. Saya salut dengan sang anak itu. Walaupun dulu kita sempat kenal sebentar. Karena sang anak pindah.
Panggilan sayang anak didikku dengan memanggilku “ustadzah anny”

Sebenarnya saya berat dengan panggilan ustadzah, karena selama yang saya tahu di masyarakat umum ustadzah itu orang yang memiliki kemampuan agama yang dalam. Sedangkan aku bukan orang lulusan pondok. Pengetahuan agamaku juga pas-pasan. Tapi di kuttab sudah menjadi panggilan akrab dengan ustadz atau ustadzah bagi yang mengajar.

Awal-awal aku canggung dengan panggilan ustadzah. Tapi suami bilang bahwa ustadz itu bahasa arab artinya guru (orang yang membagi ilmu). Suami selalu berpesan kepadaku untuk selalu belajar. Nanti biar bisa selalu mengajarkan kebenaran kepada anak-anak.

Tiap kali aku mau mengajar, aku selalu baca banyak buku. Biar bisa mengajarkan ke anak-anak dengan baik dan benar. Kebetulan saya mengajar di kuttab awal (anak usia 5-6 tahun). Di kuttab kurikulum nya iman dan qur’an. Aku selalu yakin kalau kita mengajar kan ke anak dengan rasa sayang, insyaallah apa yang kita sampaikan bisa nyampai ke anak.

»»  read more