Selasa, Juli 26, 2022

CPNS Menjadi Impian

Setiap kita melihat pembukaan pendaftaran CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) di negeri ini, banyak sekali yang antusias untuk mendaftarnya. Bahkan sudah terbayang di pikiran pasti akan berat untuk mengalahkan persaingan yang ada. Persiapan peserta untuk menghadapi ujian CPNS optimal sekali seperti membeli buku-buku untuk bisa lolos CPNS, menonton youtube dan bacaan-bacaan di ienternet serta meluangkan waktu untuk ikut bimbel menghadapi ujian CPNS baik secara online maupun offline akan dilakukan oleh para peserta untuk bisa lulus ujian CPNS, walaupun untuk persiapan itu harus mengeluarkan uang.

Motivasi orang masuk CPNS banyak sekali baik dari faktor internal maupun factor eksternal. Ada yang karena motivasi dari pribadi sendiri atau dari keluarga. Seolah-olah bisa diterima CPNS itu anugerah yang sangat besar. Setiap orang tidak bisa memprediksi apakah bisa lolos tes CPNS atau tidak. Keterima atau tidak, itu sebuah takdir, bukan karena kita pintar atu tidak. Iming-iming terhadap gaji dan tunjangan yang diberikan oleh CPNS, membuat orang banyak yang antusias untuk masuk ke CPNS.

Fenomena orang lebih suka keterima masuk CPNS daripada swasta dikarenakan ada keterjaminan sebagai CPNS. Kalau swasta banyak yang ketar-ketir, banyak ketakutan yang timbul karena tidak ada keterjaminan sebagai pekerja. Itulah kenapa pimanat pendaftar masih banyak untuk pelamar CPNS, semua orang siap mau ditempatkan dimanapun di seluruh daerah Indonesia. Padahal tahapan pendaftaran untuk CPNS lumayan banyak yang harus dilalui. Ada tahapan-tahapan yang menganut sistem gugur setiap tahapan, harus melalui passing grade.

Dalam pikiran kita apa yang kita bayangkan dengan CPNS? Nyaman. Nyantai, titik aman, tidak bisa diphk seenaknya saja, terjamin masa tuanya, dan masih banyak lagi yang dipikirkan setiap orang. Makanya pekerjaan bisa jadi seorang CPNS masih di dewa-dewakan banyak orang. Inilah salah satu alasan masih banyak yang daftar mau masuk jadi CPNS. Mendengar berita banyak yang keterima CPNS tapi menyatakan mengundurkan diri. Itu ternyata persentasenya masih kecil sekali, masih banyak peminat. Sampai melihat komen nitizen di media social banyak yang menyayangkan kenapa mereka mengundurkan diri, padahal banyak yang mau diluar sana, terutama orang yang komen untuk dirinya sendirinya yang bilang sudah daftar berkali-kali tiap ada lowongan pembukaan pendaftaran CPNS langsung daftar tapi tidak lulus juga.

  Setelah CPNS dinyatakan diterima, dengan rentang waktu yang lama. Harus tetap sabar untuk menunggu surat tugas di tempat instansi sesuai kita ditempatkan. Realita di lapangan walapun para peserta semangat untuk mendaftar CPNS, saaat keterima dan mengetahui jobdes pekerjaan, terkadang tidak sesuai dengan yang dipikirkan. Ada CPNS yang tidak siap untuk bekerja karena belum punya pengalaman kerja sebelumnya, atau ada pegawai CPNS yang bekerja tidak linier dengan pekerjaan sebelumnya, bahkan ada beberapa CPNS yang tidak siap dengan peraturan-peraturan yang ketat.

Dimanapun kita kerja harus siap dengan beban pekerjaan yang akan dibebankan kepada kita. Karena kalau setiap individu sudah siap memasuki dunia kerja, harus siap dengan tantangan yang ada baik itu untuk menambah skill maupun dengan peraturan yang ada di dunia kerja tersebut serta budaya kerja yang ada. Sebaik apapun kita, masih banyak kekurangan yang ada. Jadi jangan pernah merasa tidak mampu untuk bekerja di suatu tempat, biar bisa tetap survive. Mungkin Sebagian orang di awal-awal kerja akan merasa berat sekali, beban yang akan dipikulnya. Tapi ini Kembali ke diri sendiri bagaiamana menyikapi beban kerja yang ada. Dibuat pusing dan terbebani atau menikamati dengan enjoy sebagai tanda untuk siap bekerja di dunia baru yang sesungguhnya.

Baik kita kerja sebagai CPNS atau kerja swasta, semua ada beban kerja sendiri-sendiri. Selama kita hidup akan selalu ada masalah yang harus dipikirkan dan dipecahkkan bukan untuk kita lari dari masalah tersebut. Pekerja-pekerja awal yang kerja pasti akan banyak keluhan yang ada. Misal kerja seperti ini, gaji segini, beban pekerjaan banyak sekali, seakan tidak cocok dengan tenaga dan pikiran yang kita keluarkan. Itulah mengapa kalau ada lowongan pekerjaan terkadang ada syarat yang menyebutkan harus siap dengan tekanan.

Selelah apapun kita bekerja, masih lelah orang yang tidak bekerja. Kenapa bisa seperti itu? Karena selelah apapun kerja, hasilnya akan mendapatkan uang yang bisa digunakan untuk penghidupan sehrai-hari. Coba kita pikirkan kalau tidak bekerja alias masih menjadi pengangguran, sudah dicerca orang lain, lebih sakitnya tidak dapat uang sepersenpun. Itulah mengapa kita diwajibkan untuk selalu bersyukur kepada Allah. Karena dengan bersyukur membuat hati kita lega dan pikiran menjadi plong. Apa yang sedang dijalankan dengan berbagai macam profesi, bisa berjalann karena Allah, selalu berharap kepada Allah. Selalu jaga hati luruskan niat dalam bekerja, jangan banyak mengeluh tetap semangat serta selalu mengharap ridho ilahi.  

»»  read more

Minggu, Juli 17, 2022

Memotivasi Diri Sendiri

Kebanyakan orang lulus S1 mempunyai keinginan langsung untuk mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan gaji tinggi. Beban mental juga kalau sudah lulus S1 masih nganggur. Tapi ini semua kembali kepada takdirnya masing-masing. Ada yang langsung dapat kerja tapi gaji masih kecil, ada yang masih menjadi pengangguran, ada juga yag langsung memilih untuk menikah karena sudah menemukan jodohnya, dan beraneka macam nasib yang diperoleh oleh masing-masing orang.

Kehidupan yang kita terima, bagaimana kita bisa menikmati? Itu semua kembali kepada diri-sendiri. Motivasi yang tertinggi ada pada dalam dirinya sendiri. Mau menjadi si A, mau menjadi si B, terkadang memandang orang lain lebih menyenangkan daripada yang kita peroleh. Seolah-olah kita kurang terus apa yang kita peroleh. Dalam hati selalu ada perdebatan sendiri. Seakan takdir tidak memihaknya.

Kekesalan dalam hati yang tak terselesaikan membuat kehidupan ini menjadi suram, jauh dari kata baik. Kemampuan yang ada dalam diri menjadi kosong tidak ada nilainya. Bagaimana kita bisa bangkit? Seakan jiwa ini tidak ada harganya. Ada pepatah yang mengatakan, “Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”. Ini benar-benar pepatah yang sering kita rasakan. Melihat orang lain jauh lebih sempurna daripada diri sendiri.

Kita harus bisa menghargai diri kita sendiri, kalau bukan kita sendiri terus siapa? Apa mau orang lain yang memuja-muja kita? Pujian orang lain itu relatif, akan bisa pudar. Kalau kita memuji diri kita sendiri, itu motivasi diri untuk selalu melangkah maju tanpa melihat ke belakang, ada keberanian untuk maju ke depan. Ibaratnya seorang kecil yang lagi belajar berjalan, kalau sang anak tidak ada keberanian untuk mencoba melangkahkan kakinya, maka sang anak tidak akan pernah tahu kemampuan dia bisa berjalan.Begitu pula kita, kalau kita tidak percaya diri dengan kemampuan kita sendiri, kita tidak akan pernah tahu, kita mempunyai talenta dimana.

Mari kita semangati diri kita sendiri yakin kalau kita bisa. Jangan patah semangat menjalani takdir yang Allah beri untuk kita. Apa yang kita kira baik untuk kita belum tentu itu yang terbaik, Allah yang maha tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Tanamkan bahwa kita tidak akan menjadi pribadi yang kurang beruntung dari yang lain, tumbuhkan rasa syukur kepada sang Khalik dan mau berusaha sekuat tenaga, hasil serahkan kepada Allah, hanya Allah yang maha tahu. 

»»  read more

Sabtu, Juli 16, 2022

Sisi Baik Pandemi Ada

Pandemi sudah berapa tahun kita lalui, awal-awal pandemi sempat panik, suasana lingkungan rumah sepi senyap, orang-orang timbul rasa takut yang berlebih, selalu terdengar dari masjid berita duka kematian, hati tersayat pilu mendengarnya. Seakan tidak ada kehidupan yang tenang untuk melakukan aktivitas.

Alhamdulillah di tahun 2022 ini ada kabar yang membahagiakan, Pemerintah sudah mengijinkan Pendidikan untuk tatap muka 100 %, ini menjadi angin segar akan ada kehidupan yang membaik. Ada sisi positif pandemi ada, yang tadinya kita tidak tau harus berinteraksi diluar bagaimana? Sekarang dengan serba online kita bisa terhubung dari manapun berada. Kita bisa mendapatkan ilmu dengan tetap berdiam di rumah, kita masih bisa berkomunikasi terhadap teman-teman walaupun jarak yang jauh-jauh, jadi terjalin silaturrohim lagi.

Pandemi memaksa kita untuk berinovasi. Tadinya emak-emak harus belanja lansung ke pasar, sekarang ada aplikasi yang sangat membantu emak-emak memanage badget belanja,  Sampai belanjaan sayur nya diantar sampai ke rumah. Banyak pekerjaan muncul secara otodidak, misal dengan kreasi membuat tulisan dan video bisa menghasilkan uang. Cuan-cuan di internet juga menghasilkan uang. Jadi serba instan setelah adanya pandemi dan juga dunia internet semakin ramai. Bagi yang bisa melewati pandemi dengan tenang jangan panik, InsyaAllah ada jalan melewati pandemi ini. Seperti yang sudah di ada di dalam Frman Allah dalam Surat Al-Insyirah Ayat 5-6 yaitu “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

»»  read more

Jumat, Juli 01, 2022

Sosok nabi Ibrahim, The Father of the Massangers

 Sosok nabi Ibrahim, The Father of the Massangers

“Ayahnya para nabi”

Dari beliau kita belajar tentang :

1.       Pengorbanan

Hal yang paling berat dari seorang ayah yaitu ditinggalkan oleh seorang anak kandung. Bagaimana nabi Ibrahim diperintahkan oleh Alllah untuk mengorbankan anaknya.

2.       Keteladanan

Keluarga nabi Ibrahim memberikan teladan. Hidup harus punya keteladanan, biar hidup tidak hampa. Jadikanlah pemimpin bukan Cuma saya saja tetapi ketununan saya juga

Semoga Allah berkahi ilmu kita, juga untuk generasi bangsa kita

»»  read more