Setelah kudapan, kami berkumpul sebentar di kelas, sebelum terjun ikut classmeeting untuk mengikuti acara selanjutnya. Kami membicarakan tentang nilai uas mereka. Tiba-tiba ada satu anak yang tunjuk jari. Saya pun mempersilahkan untuk berbicara, "mau menanyakan tentang apa nak?". Sang anak langsung mengutarakan, "maaf ustadzah halaqoh kemarin bunda tidak bisa masuk karena ada kerjaan. Kalau ayah sebenarnya di rumah, tapi ayah memilih menemani kakak lomba". Saya terkejut mendengar ucapan sang anak. Bener2 berjiwa besar sang anak tersebut, kecil-kecil sudah mencoba memaklumi ayah bundanya.Saat mengatakan itu ekspresi anak sangat memakau, saya pun tak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Apa rasa sedih atau kecewa? Dalam hati, saya pun berdo`a:"ya Allah selalu besarkanlah hati sang anak itu, dia anak yang luar biasa".
Selasa, Mei 26, 2015
Senin, Mei 25, 2015
remidi tak jadi
Alhamdulillah UAS untuk kuttab awal 2A (anak-anak usia 5-6 tahun) sudah selesai berlangsung. Selanjutnya, anak-anak 3 hari ke depan akan mengikuti classmeeting. Hari 1 akan ada tarik tambang dan membuat figura foto, hari ke-2 akan ada gulat dan membuat paper craf, serta hari ke3 membuat es buah.
Sambil classmeeting berlangsung, guru kelas mengundang anak-anak yang harus mengikuti perbaikan uas (remidi). Saya melakukan kesalahan pas waktu pengumuman hari kemarin, ada anak yang tak umumkan untuk ikut remidi ternyata setelah tak total nilainya, hasilnya bagus, jadi mereka tak umumkan bahwa mereka tidak remidi.
Mungkin ini agak mengecewakan ke anak, ada kasus tak jadi ikut remidi. Aku ko' jadi plin plan gini, jadi merasa bersalah.
Malam hari ada salah satu santri yang bundanya sms,"Apa anak saya tidak jadi remidi? Kata sang anak ko` gitu?".
"Iya bund, itu betul. Dia tidak jadi ikut remidi."
Terus saya mengucapkan, "permintaan maaf karena telah bikin sang anak cemas".
Sang bunda bilang,"enggak apa-apa, sang anak jadi rajin belajar, padahal sebelumnya susah sekali disuruh belajar". Malah sang bunda jadi ketawa melihat tingkah anaknya.
Ini jadi pembelajaranku semoga tahun depan yang akan berjalan, saya bisa menjadi guru yang lebih baik. Selalu sukses anak-anakku mudah2an kalian menjadi generasi yang sholeh-sholehah dan cerdas, memiliki adab yang baik dan berilmu. Jangan pernah kalian melupakan guru-gurumu yang pernah mengajarin kalian, selalu muliakan para ahli ilmu.