Sabtu, Oktober 26, 2013

Teguran “dilarang meniup makanan dan minuman”


Bermula saat diajak suami untuk berbuka bersama dengan teman-teman. Kebetulan ada teman suami yang ngajak anaknya. Heran nih anak langsung ngantil ma aku. Tak sengaja sang anak meminta bantuan.
“amah bantuin aku untuk makan gorengan ini ko’ panas”
Dengan panggilan “amah”, sang anak memanggil ku.
Spontan aku mengambil gorengan yang panas tersebut dan aku meniupnya agar segera dingin dan bisa segera di makan. Tiba2 dari samping ku ada yang menegur ku untuk tidak meniup makanan. Sang ibu tersebut langsung meminta makanan yang aku pegang, dan menaruh dipiring dan mendinginkan nya dengan cara dibuka2 gorengan tersebut agar terbagi2 menjadi banyak biar cepat dingin.
Sang ibu melanjutkan percakapannya dan mengatakan:
“meniup makanan itu termasuk yang dilarang Rasulullah dan menurut kesehatan juga tidak bagus”.
Dia tak menjelaskan secara detail, sehingga aku terus bertanya2 dalam pikiran, kenapa? Padahal sering aku jumpai banyak orang meniup makanan atau minuman kalau dalam keadaan panas.
Sekilas aku bertanya pada suami, “ kenapa kita tak boleh menuip makanan atau minuman?”
Sang suami menjawab singkat: “itulah salah satu adab kita makan dan minum, begitu detail Rasulullah mencontohkan pada umatnya, makanya kita harus selalu belajar akan adab, selain itu apa yang diajarkan Rasulullah selalu ada manfaatnya”
 Kemudian saya coba browse dalam internet, untuk memahami secara detail:
Jika kita meniup makanan yang masih panas, maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut: CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Sedangkan  Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
Nah itulah alasan mengapa kita tidak diperbolehkan meniup makanan dalam kondisi masih panas, yang ternyata sangat membahayakan jiwa kita. Hal tersebut dalam Islam sendiri jelas sangat dilarang selain kurang etis (kelihatan serakah) juga tidak menunjukan kesabaran kita dalam menghapapi sebuah hidangan.
Nah, terkait makan dan minum juga ada aturannya. Aturannya itu pun untuk kebaikan kita juga. Salah satunya, larangan meniup makanan dan minuman.
1. Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menghembuskan nafas di dalam bejana (ketika minum).” (HR. Muslim no. 227)
2. Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Israil dari Abdul Karim dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang meniup ke dalam makanan dan minuman.” (HR. Ahmad no.2678)
3. Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Dan ingatlah juga bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas, hal ini juga dilarang. Nah, sekarang sudah tau kan hikmah dari hadist tersebut. Ternyata, jauh sebelum para ilmuwan menemukan teori ini, Rasulullah telah melarangnya terlebih dahulu. Meskipun tidak ada penjelasan layaknya ilmuwan jaman sekarang, tetapi apa yang beliau katakan sungguh luar biasa. Subhanallah..
Meski terkadang berat “sabar” merupakan kunci dari sebuah keberhasilan, hal ini jika kita bisa aplikasikan maka kita akan terhindar dari sifat-sifat negatif sehingga imun meningkat dan membuat kita kebal terhadap serangan penyakit. Alhamdulillahh ada yang masih menegurku. Terima kasih………………

1 comments:

  • ardiff says:
    10 Maret 2014 pukul 15.36

    ijin copas boleh mbak?

Posting Komentar