Alhamdulillah suamiku dah ketemu tablet yang dulu dicita-citakan untuk memilikinya. Sudah 2 tahun bersama suami jadi tau karakternya. Walaupun sudah tahu ada aja perdebatan yang seharusnya tidak terjadi,eh…. terjadi pula mungkin ini juga yang terkadang ego ku muncul dan tak mau kalah ma siapa aja. He…. @_@
Pembelian tablet yang sangat mengesankan,
dah beberapa hari keliling counter dan browsing internet, suamiku belum aja
memutuskan mau beli yang kayak apa? Jadi kadang gemes juga tapi unik juga.
Sebenarnya belum kepikiran membeli hape baru tapi karena dana yang belum pas,
yang mendorong sekali ini terjadi karena tiba-tiba hape suami mati saat pulang
dari medan. Jadi kami berfikir menservice hape android ini setelah itu kami
akan jual. Alhamdulillah walaupun garansi dah pas sekali habis, masih dikasih
keringanan ma costumer service LG untuk tidak membayar, padahal ganti mesin
hape. Katanya kalau ganti mesin hape bayarnya sama kayak beli hape baru.
Menunggu
hampir 1 minggu akhirnya pihak CS LG menghubungin kami kalau hape sudah bisa
diambil dan sudah baik lagi. Alhamdulillah, akhirnya kami mutusin iklan di
internet untuk menjual hape ini. Sebelum kami lepas, kami nanyakan dulu ke
counter, kira-kira hape ini kalau dijual dihargain berapa. Ternyata sama counter
dihargain murah sekali, jadi kami tak berminat untuk menjual di counter kalau
enggak bene-bener kepepet.
Inilah kebesaran Allah yang tak disangka
kita, apa yang kita jual bisa laku dimanapun kita menjualnya kalau Allah sudah
berkehendak, kami iklankan di internet kemudian ada yang menanyakannya karena
harga lebih tinggi dari yang ditawarkan counter, akhirnya kami melepaskan dengan harga yang sudah kami
sepakati.
Uang yang terkumpul untuk mendapatkan hape
yang kualifikasi diinginkan ma kakanda ku belum cukup, jadinya kami berfikir
lagi bagaimana kita mendapatkan uang tambahan lagi, setelah kami bongkar barang
di kardus-kardus yang numpuk di rumah, terus kita mendapati kardus hardisk, terus
berfikir “bagaimana kalau hardisk ini dijual saja karena kita sudah tidak
memakainya lagi?”. Aku pun menganggukkan kepala pertanda aku menyutujuinya.
Kami segera mengiklankan hardisk di internet dengan harga nego, Masya Allah ada
calon pembeli yang menanyakan harga hardisk ini ke kami, dia berani membelinya
tanpa menego harga lagi. Alhamdulillah…..
Satu kendala lagi uang sudah terkumpul tapi
kita belum tahu mau beli hape yang seperti apa? yang jadi masalah tentang
ketahanan baterai, suamiku pengen layanya lebar dan batrenya tidak cepet habis.
Terus dengan mudahnya aku jawab, “katanya semakin lebar layarnya semakin boros baterai”.
Suamiku menganggukkan kepala dan berkata, “iya juga sih!”, aku pun Cuma
tersenyum membalasnya.
Kita sudah niat mau beli hape seperti punya
ibu, tapi layarnya masih kecil cuma 4 inchi. Terus aku meyakinkan lgi, “yuk
kita beli seperti punya ibu aja, kan baterainya awet kata mas”. Terus suami
langsung terdiam sejenak dan berfikir, “ayo kita ke matahari beli ke counter
seperti ibu beli hape, kita kesana sekarang”. Dengan semangat aku membalasnya, “ayo!”.
Nyampai di counter ternyata sales nya ada
yang masih ingat ma wajah kita yang beberapa hari yang lalu kita pernah kesitu
untuk beli hape. He….. ketahuan dulu dech! Karena waktu sudah malam kami pun
langsung to the point menanyakan hape tersebut, dan berniat untuk membelinya
lagi. Eh, sangat kecewa ternyata kemarin-kemarin masih promo, beli hape langsung dapat bonus
flip covernya dan anti gores serta aplikasi di hape. Ternyata sekarang
bonusannya dikurangin jadi tidak dapat flip cover, jadi kalau mau flip cover
harus nambah 100 ribu. Akhirnya kami memutuskan untuk mengurungkan membeli hape
tersebut. Terus aku membisikkan ma suami, “kita fikirkan dulu aja kak?”.
Langkah demi langkah kami nikmati, berfikir
harus mana yang dibeli dengan dana yang terbatas ini. Aku pun mengusulkan, “kak
kita pulung aja dulu yuk ke rumah, kita fikirkan matang-matang dulu”. Tanganku
meraih tangan suamiku tuk menuntun berjalan menuju arah parkir.
Dalam perjalanan bersama motor yang
berjalan pelan penuh hikmat kami pun masih tetap berdiskusi. Terus aku pun
mengajukan pertanyaan, “kenapa kita tidak nyoba nanya di counter yang searah
dengan rumah kita?”. Suamiku pun menganggukkan kepala. Kita mencoba nanya 1
counter yang lumayan besar bangunannya, ternyata counternya sudah pada beres-beres
untuk menutup lapaknya tapi mereka masih menerima kedatangan kami. banyak yang
kami tanyakan di counter tersebut tenntang macam-macam tablet yang ada di
counter tersebut. Lumayan sudah ada masukkan banyak, ada 2 tipe yang kami
lirik, maklum di counter kecil, pilihan tidak terlalu banyak jadi enggak
terlalu pusing dalam memilih, kita jadi bisa detail menanyakan barangnya.
Karena waktu sudah larut malam, melihat salesnya juga sudah pada ribet pada
beres-beres, akhirnya kami pamit untuk memikirkan lagi di rumah.
Sampai rumah kami pun masih banyak browsing
di internet akan macam-macam tablet,
kita jadi punya gambaran sedikit. Sepulang dari kerja kami pun besok masih
tetap keluar untuk mencari referensi lagi tentang beberapa tablet. Sebenarnya kami
mau ke simpang lima lagi tapi karena jauh dan sudah beberapa kali ke sana belum
membuahkan hasil kami pun jadi lesu ke sana, kami urungkan niat kesana. Aku pun
mengusulkan,”bagaimana kalau di counter sekitar sini aja? Siapa tau ada yang
cocok”. Suami terus mengelak, “Lho malu to kita kan tadi malam sudah di counter
daerah sini”. “Cari yang lain to sayang, aku pernah lihat ada counter yang
sebelah kiri jalan yang lumayan cukup gede”, aku pun tersenyum. Akhirnya suamiku
mau untuk bertanya di counter sini. Kami masuk ke counter, kemudian dilayani
oleh 1 sales counter. Dalam batin ku ini sales ko’ belum professional masak
nanya mulu’ ma sales yang lainnya yang juga masih masih mengurusi pembeli
lainnya. Kami pun langsung menanyakan tentang tablet Lenovo, kemudian
diambilkan ma salesnya untuk membaca-baca kardusnya coz masih segelan di dalam
kardus hapenya. Karena salesnya belum kelihatan menguasai bidangnya jadi tak
mempromosikan nih hape malah menawarkan kami ke merk tablet yang lain. Suamiku banyak
melontarkan pertanyaan akan tablet Lenovo ini dari segi tipe serta kualifikasi
hape ini. Kenapa kami langsung menuju ke tablet Lenovo karena saran counter
tadi malem bilang katanya untuk jangka panjang kalau seandainya mau dijual lagi
lebih bagus ambil merk yang Lenovo, jadi pikiran kami masih tertuju ke lonovo
tinimbang tablet merk yang lain.
Banyak pertanyaan yang kami lontarkan ke
sales tersebut, suamiku merasa ada yang janggal. Apa yang ada di kardus ma apa
yang disebutkan ma sales tersebut banyak yang enggak sama. Kemudian kami
timbang-timbang karena terkejut juga sama-sama merk Lenovo yang kami tanyakan
di counter tadi malam harganya lebih murah dari counter sini, jad apa yang
membedakan yang counter tadi malam dihargain 1375 di sini ko’ dihaargain 1500. Kami
coba memperhatikan detail apa yang tertera di kardus tersebut untuk
menimbang-nimbang pilihan kami. Kemudian kami pamit dari counter tersebut untuk
memikirkan lagi.
Suamiku nyampai rumah langsung browsing ke
internet lewat laptop acer kami. Kemudian memannggilku.“dek coba sini lihat, tadi
tablet lenovonya kayak di internet ini kan? tipe Lenovo tab 7- 50 yang 3500”. Aku
pun langsung menjawab dengan mantap, “iya kak tadi aku baca di kardusnya tipe
nya yang 3500, ko’ harga di internet mahal sekali harganya mencapai 2 juta?. Iya
juga, suamiku langsung menambahi, “yuk kita ambil tu tablet, mumpung kita dapat
harga di bawah pasaran, apalagi kualifikasi tablet tersebut sudah bagus”. Dengan
penuh semangat aku menjawab, “ayo kita berangkat sekarang!”.
Banyak perjalanan yang kami lalui untuk
mendapatkan Lenovo tab 7- 50 yang 3500 akhirnya kami mendapatkan dengan harga
1450. Mudah-mudahan dengan hadirnya tab cantik ini di tengah-tengah kami,
semoga hobi suamiku dalam menulis bisa dikembangkan serta kami pun jadi
semangat dalam membaca seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah yang pertama
turun wahyu yaitu IQRO’ (bacalah!). Semoga
kami selalu dalam pertolonganmu ya Allah.
Hari Senin, 24 November 2014
By : Anny Riwayati