Bermula
saat diajak suami untuk berbuka bersama dengan teman-teman. Kebetulan ada teman
suami yang ngajak anaknya. Heran nih anak langsung ngantil ma aku. Tak sengaja
sang anak meminta bantuan.
“amah
bantuin aku untuk makan gorengan ini ko’ panas”
Dengan
panggilan “amah”, sang anak memanggil ku.
Spontan
aku mengambil gorengan yang panas tersebut dan aku meniupnya agar segera dingin
dan bisa segera di makan. Tiba2 dari samping ku ada yang menegur ku untuk tidak
meniup makanan. Sang ibu tersebut langsung meminta makanan yang aku pegang, dan
menaruh dipiring dan mendinginkan nya dengan cara dibuka2 gorengan tersebut
agar terbagi2 menjadi banyak biar cepat dingin.
Sang
ibu melanjutkan percakapannya dan mengatakan:
“meniup
makanan itu termasuk yang dilarang Rasulullah dan menurut kesehatan juga tidak
bagus”.
Dia
tak menjelaskan secara detail, sehingga aku terus bertanya2 dalam pikiran,
kenapa? Padahal sering aku jumpai banyak orang meniup makanan atau minuman
kalau dalam keadaan panas.
Sekilas
aku bertanya pada suami, “ kenapa kita tak boleh menuip makanan atau minuman?”
Sang
suami menjawab singkat: “itulah salah satu adab kita makan dan minum, begitu
detail Rasulullah mencontohkan pada umatnya, makanya kita harus selalu belajar
akan adab, selain itu apa yang diajarkan Rasulullah selalu ada manfaatnya”
Kemudian saya coba browse dalam internet, untuk
memahami secara detail:
Jika kita meniup makanan yang masih panas,
maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. menurut reaksi kimia,
apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam
karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk
mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan
yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa
konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan
reaksi sebagai berikut: CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH
(buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara
tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH
tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan
asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah
terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan
sering menyebabkan menurunnya pH darah. Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana
darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan
kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Dimana makanan kita tiup, lalu
karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan
menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah
kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi
lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih
dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon
dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut
dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak
akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam,
sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita
mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan
mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat
turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
Nah itulah alasan mengapa kita tidak
diperbolehkan meniup makanan dalam kondisi masih panas, yang ternyata sangat
membahayakan jiwa kita. Hal tersebut dalam Islam sendiri jelas sangat dilarang
selain kurang etis (kelihatan serakah) juga tidak menunjukan kesabaran kita
dalam menghapapi sebuah hidangan.
Nah, terkait makan dan minum juga ada
aturannya. Aturannya itu pun untuk kebaikan kita juga. Salah satunya, larangan
meniup makanan dan minuman.
1. Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menghembuskan
nafas di dalam bejana (ketika minum).” (HR. Muslim no. 227)
2. Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin
Mahdi dari Israil dari Abdul Karim dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata;
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang meniup ke dalam makanan dan
minuman.” (HR. Ahmad no.2678)
3. Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR.
Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh
Al-Albani)
Dan ingatlah juga
bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita ketika minum
seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam
gelas, hal ini juga dilarang. Nah, sekarang sudah tau kan hikmah dari hadist
tersebut. Ternyata, jauh sebelum para ilmuwan menemukan teori ini, Rasulullah
telah melarangnya terlebih dahulu. Meskipun tidak ada penjelasan layaknya
ilmuwan jaman sekarang, tetapi apa yang beliau katakan sungguh luar biasa.
Subhanallah..
Meski terkadang berat “sabar” merupakan kunci dari sebuah keberhasilan,
hal ini jika kita bisa aplikasikan maka kita akan terhindar dari sifat-sifat
negatif sehingga imun meningkat dan membuat kita kebal terhadap serangan
penyakit. Alhamdulillahh ada yang masih menegurku. Terima kasih………………
ijin copas boleh mbak?