Indonesia Merdeka, tanggal 17 Agustus selalu diperingati
dengan upacara bendera merah putih. Dirgahayu Republik Indonesia ke-77
mengusung tema “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”. Tema kali ini berkaitan
erat dengan musibah yang terjadi di Indonesia dengan adanya covid-19, berapa
tahun masyarakat Indonesia melawan musibah itu, semoga cepat pulih, dan menjadi
bangkit masyarakat Indonesia makin kuat. Perlawanan terhadap musibah yang
terjadi membuat negara tercinta ini melakukan percepatan dalam melakukan
kegiatan dengan virtual menggunakan internet, masyarakat dipaksa untuk cepat
mengikuti perkembangan internet ini.
Setiap Instasi Pemerintah mengadakan prosesi upacara
bendera dengan menggunakan baju adat atau baju nasional yaitu batik. Upacara
dilakukan mulai jam 7 pagi. Semua orang semangat dalam mengikuti upacara ini. Bagaimana
kita tidak antusias mengikuti upacara, megingat perjuangan para pahlawan
bagaimana mereka berjuang sampai darah mengalir, nyawa taruhannnya untuk gugur
dalam memerdekakan bangsa Indonesia. Kita yang menikmati kemerdekaan ini,
janganlah sampai menumpahkan darah untuk bertengkar sesama sebagai rakyat
Indonesia.
Merdeka anugerah yang harus kita syukuri, untuk
membangun bangsa ini menjadi baik, masyarakat menjadi sejahtera. Adanya
lomba-lomba 17-an, tirakatan tingkat rt. Macam2 wujud dari rasa syukur akan adanya
kemerdekaan, kita tidak dijajah lagi. Anak-anak ceria, masih terdengar ketawa
anak-anak, masjid tetap berkumandang adzan, masyarakat bisa melakukan ibadah
sesuai kepercayaan masing-masing tanpa rasa takut. Kebebasan masyarakat dalam
melakukan explorasi baik untuk berpendapat kepada Pemerintah, itu menandakan
Bangsa ini masih menjaga kedaulatan Bangsa, tidak bersifat otoriter.
Saat kita menjadi karyawan dari sebuah Perusahaan, kita
merasa tidak merdeka karena harus menyelesaikan tugas. Saat menjadi mahasiswa
merasa tidak merdeka karena adanya tugas menumpuk setiap mata kuliah. Tiap hari
terasa menghela nafas. Padahal makna merdeka sekarang sangat luas, bukan kita
terhindar dari para penjajah saja, arti merdeka masing-masing orang bagaimana
mereka bisa mengelola emosional yang ada pada dalam dirinya, agar hidup terasa
nyaman dan berarti bukan sebagai masalah. Selama kita masih bernafas di dunia ini
masih aja kita akan menghadapi masalah tidak mulus-mulus aja. Perjuangan tidak akan
pernah berhenti selama kita masih hidup, bagaimana kita meraih kebahagian dunia
dan akhirat.
Dulu saat kita kecil, kapan ya jadi besar. Sekarang disaat
sudah besar, merasa enak ya jadi anak kecil, tanpa beban. Orang saling melihat,
disaat melihat orang enak, diri sendiri tidak enak. Inilah bagaimana setan
masuk kedalam hati manusia. Membuat manusia makin ingkar tidak bersyukur apa
yang Allah kasih kepada hamba-Nya. Begitu pula dengan memupuk rasa bangga
terhadap bangsa ini sendiri. Mencintai negeri sendiri tanpa melihat iri dengan
kesuksesan negara lain. Merdeka yang diperjuangkan pahlawan yang berani mati
untuk kemerdekaan bangsa ini. Pahlawan yang telah gugur tapi namanya tetap
harum sampai sekarang.
Dari Sabang sampai Merauke berbeda budaya, agama, bahasa.
Bersatu Bhineka Tunggal Ika, Semboyan Indonesia. Janganlah kita kotori negeri
tercinta ini dengan memecahkan dengan adanya perbedaaan. Mari kita tingkatkan
untuk persaudaraan kita sebagai rakyat Indonesia. Latih hati kita untuk
menerima perbedaan, hadapi masalah dengan senyuman dan berdo’a kepada Allah. Perbedaan
yang mencolok di kalangan masyarakt membuat saling pandang- memandang antar tiap
individu. Kesuksesan untuk setiap oarang dikarenakan tiap usaha individu.
Kebebasan masyarakat untuk memilih Merdeka. Coba kita
bayangkan apabila kemerdekaan kita di dapat dari Pemberian Penjajah, kita tidak
akan pernah berdiri tegak, bangga menjadi Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Berjayalah bangsaku, merdekalah bangsaku, semangatlah pemuda pemudi Indonesia
untuk memajukan bangsa tercinta ini. Sejarah akan terulang, sebagaimana kita
tahu bahwa sejarah adalah pembelajar buat kita. Kita bisa belajar dari sejarah.
Sejarah bagaimana pahlawan terdahulu semangat untuk memerdekakan bangsa ini
tanpa ragu, tanpa rasa takut, kematian selalu mengintai dan tidak bisa hidup
enak dan tenang.
Hidup tidak selamanya tenang tapi harus diperjuangkan.
Hidup di Negara berkembang, dengan banyak populasi tapi peluang pekerjaan cukup
sulit. Banyak persaingan untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak pengangguran
dimana-dimana sehingga akan menimbulkan keburukan di luar sana masih ada yang
terpaksa mencuri untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pencurian yang ada di
tengah-tengah masyarakat. Kondisi seperti ini sangat mencemaskan, membuat resah
masyarakat. Sehingga jauh dari rasa merdeka dalam menjalani hidup karena
keresahan-keresahan yang ada.
Cukupkah Pejabat-pejabat Tinggi merangkul rakyat untuk membuat
sejahtera rakyat. Membuat Bangsa ini selalu tersenyum tanpa jeritan rakyat
kelaparan, kesakitan meminta pengobatan tanpa biaya rumah sakit yang mahal,
pendidikan di negara ini tidak mahal, gaji seorang guru besar. Sehingga tidak
terlihat bagaimana kehidupan seorang guru yang memprihatinkan. Guru yang sudah
tercukupi kebutuhan sehari-hari, dan bisa meninggikan status sosial seorang
guru. Nasib Guru menjadi mulia tidak dijadikan sebagai bullian orang bahwa gaji
guru sedikit dan sangat mengenaskan. Itulah merdeka sesungguhnya untuk
meninggikan gaji seorang guru untuk menjadi sejahtera.
0 comments:
Posting Komentar