Kebanyakan orang lulus S1 mempunyai
keinginan langsung untuk mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan gaji tinggi. Beban
mental juga kalau sudah lulus S1 masih nganggur. Tapi ini semua kembali kepada
takdirnya masing-masing. Ada yang langsung dapat kerja tapi gaji masih kecil,
ada yang masih menjadi pengangguran, ada juga yag langsung memilih untuk
menikah karena sudah menemukan jodohnya, dan beraneka macam nasib yang
diperoleh oleh masing-masing orang.
Kehidupan yang kita terima, bagaimana
kita bisa menikmati? Itu semua kembali kepada diri-sendiri. Motivasi yang
tertinggi ada pada dalam dirinya sendiri. Mau menjadi si A, mau menjadi si B, terkadang
memandang orang lain lebih menyenangkan daripada yang kita peroleh. Seolah-olah
kita kurang terus apa yang kita peroleh. Dalam hati selalu ada perdebatan
sendiri. Seakan takdir tidak memihaknya.
Kekesalan dalam hati yang tak
terselesaikan membuat kehidupan ini menjadi suram, jauh dari kata baik. Kemampuan
yang ada dalam diri menjadi kosong tidak ada nilainya. Bagaimana kita bisa
bangkit? Seakan jiwa ini tidak ada harganya. Ada pepatah yang mengatakan, “Rumput
tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”. Ini benar-benar pepatah yang
sering kita rasakan. Melihat orang lain jauh lebih sempurna daripada diri
sendiri.
Kita harus bisa menghargai diri kita sendiri, kalau bukan kita sendiri terus siapa? Apa mau orang lain yang memuja-muja kita? Pujian orang lain itu relatif, akan bisa pudar. Kalau kita memuji diri kita sendiri, itu motivasi diri untuk selalu melangkah maju tanpa melihat ke belakang, ada keberanian untuk maju ke depan. Ibaratnya seorang kecil yang lagi belajar berjalan, kalau sang anak tidak ada keberanian untuk mencoba melangkahkan kakinya, maka sang anak tidak akan pernah tahu kemampuan dia bisa berjalan.Begitu pula kita, kalau kita tidak percaya diri dengan kemampuan kita sendiri, kita tidak akan pernah tahu, kita mempunyai talenta dimana.
Mari kita semangati diri kita sendiri yakin kalau kita bisa. Jangan patah semangat menjalani takdir yang Allah beri untuk kita. Apa yang kita kira baik untuk kita belum tentu itu yang terbaik, Allah yang maha tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Tanamkan bahwa kita tidak akan menjadi pribadi yang kurang beruntung dari yang lain, tumbuhkan rasa syukur kepada sang Khalik dan mau berusaha sekuat tenaga, hasil serahkan kepada Allah, hanya Allah yang maha tahu.
0 comments:
Posting Komentar