Senin, November 24, 2014

Perjuangan dapat Tablet

Alhamdulillah suamiku dah ketemu tablet yang dulu dicita-citakan untuk memilikinya. Sudah 2 tahun bersama suami jadi tau karakternya. Walaupun sudah tahu ada aja perdebatan yang seharusnya tidak terjadi,eh…. terjadi pula mungkin ini juga yang terkadang ego ku muncul dan tak mau kalah ma siapa aja. He…. @_@
Pembelian tablet yang sangat mengesankan, dah beberapa hari keliling counter dan browsing internet, suamiku belum aja memutuskan mau beli yang kayak apa? Jadi kadang gemes juga tapi unik juga. Sebenarnya belum kepikiran membeli hape baru tapi karena dana yang belum pas, yang mendorong sekali ini terjadi karena tiba-tiba hape suami mati saat pulang dari medan. Jadi kami berfikir menservice hape android ini setelah itu kami akan jual. Alhamdulillah walaupun garansi dah pas sekali habis, masih dikasih keringanan ma costumer service LG untuk tidak membayar, padahal ganti mesin hape. Katanya kalau ganti mesin hape bayarnya sama kayak beli hape baru.

 Menunggu hampir 1 minggu akhirnya pihak CS LG menghubungin kami kalau hape sudah bisa diambil dan sudah baik lagi. Alhamdulillah, akhirnya kami mutusin iklan di internet untuk menjual hape ini. Sebelum kami lepas, kami nanyakan dulu ke counter, kira-kira hape ini kalau dijual dihargain berapa. Ternyata sama counter dihargain murah sekali, jadi kami tak berminat untuk menjual di counter kalau enggak bene-bener kepepet.

Inilah kebesaran Allah yang tak disangka kita, apa yang kita jual bisa laku dimanapun kita menjualnya kalau Allah sudah berkehendak, kami iklankan di internet kemudian ada yang menanyakannya karena harga lebih tinggi dari yang ditawarkan counter, akhirnya kami  melepaskan dengan harga yang sudah kami sepakati. 

Uang yang terkumpul untuk mendapatkan hape yang kualifikasi diinginkan ma kakanda ku belum cukup, jadinya kami berfikir lagi bagaimana kita mendapatkan uang tambahan lagi, setelah kami bongkar barang di kardus-kardus yang numpuk di rumah, terus kita mendapati kardus hardisk, terus berfikir “bagaimana kalau hardisk ini dijual saja karena kita sudah tidak memakainya lagi?”. Aku pun menganggukkan kepala pertanda aku menyutujuinya. Kami segera mengiklankan hardisk di internet dengan harga nego, Masya Allah ada calon pembeli yang menanyakan harga hardisk ini ke kami, dia berani membelinya tanpa menego harga lagi. Alhamdulillah…..

Satu kendala lagi uang sudah terkumpul tapi kita belum tahu mau beli hape yang seperti apa? yang jadi masalah tentang ketahanan baterai, suamiku pengen layanya lebar dan batrenya tidak cepet habis. Terus dengan mudahnya aku jawab, “katanya semakin lebar layarnya semakin boros baterai”. Suamiku menganggukkan kepala dan berkata, “iya juga sih!”, aku pun Cuma tersenyum membalasnya.

Kita sudah niat mau beli hape seperti punya ibu, tapi layarnya masih kecil cuma 4 inchi. Terus aku meyakinkan lgi, “yuk kita beli seperti punya ibu aja, kan baterainya awet kata mas”. Terus suami langsung terdiam sejenak dan berfikir, “ayo kita ke matahari beli ke counter seperti ibu beli hape, kita kesana sekarang”. Dengan semangat aku membalasnya, “ayo!”.
Nyampai di counter ternyata sales nya ada yang masih ingat ma wajah kita yang beberapa hari yang lalu kita pernah kesitu untuk beli hape. He….. ketahuan dulu dech! Karena waktu sudah malam kami pun langsung to the point menanyakan hape tersebut, dan berniat untuk membelinya lagi. Eh, sangat kecewa ternyata kemarin-kemarin  masih promo, beli hape langsung dapat bonus flip covernya dan anti gores serta aplikasi di hape. Ternyata sekarang bonusannya dikurangin jadi tidak dapat flip cover, jadi kalau mau flip cover harus nambah 100 ribu. Akhirnya kami memutuskan untuk mengurungkan membeli hape tersebut. Terus aku membisikkan ma suami, “kita fikirkan dulu aja kak?”.
Langkah demi langkah kami nikmati, berfikir harus mana yang dibeli dengan dana yang terbatas ini. Aku pun mengusulkan, “kak kita pulung aja dulu yuk ke rumah, kita fikirkan matang-matang dulu”. Tanganku meraih tangan suamiku tuk menuntun berjalan menuju arah parkir.
Dalam perjalanan bersama motor yang berjalan pelan penuh hikmat kami pun masih tetap berdiskusi. Terus aku pun mengajukan pertanyaan, “kenapa kita tidak nyoba nanya di counter yang searah dengan rumah kita?”. Suamiku pun menganggukkan kepala. Kita mencoba nanya 1 counter yang lumayan besar bangunannya, ternyata counternya sudah pada beres-beres untuk menutup lapaknya tapi mereka masih menerima kedatangan kami. banyak yang kami tanyakan di counter tersebut tenntang macam-macam tablet yang ada di counter tersebut. Lumayan sudah ada masukkan banyak, ada 2 tipe yang kami lirik, maklum di counter kecil, pilihan tidak terlalu banyak jadi enggak terlalu pusing dalam memilih, kita jadi bisa detail menanyakan barangnya. Karena waktu sudah larut malam, melihat salesnya juga sudah pada ribet pada beres-beres, akhirnya kami pamit untuk memikirkan lagi di rumah.
Sampai rumah kami pun masih banyak browsing di internet akan macam-macam  tablet, kita jadi punya gambaran sedikit. Sepulang dari kerja kami pun besok masih tetap keluar untuk mencari referensi lagi tentang beberapa tablet. Sebenarnya kami mau ke simpang lima lagi tapi karena jauh dan sudah beberapa kali ke sana belum membuahkan hasil kami pun jadi lesu ke sana, kami urungkan niat kesana. Aku pun mengusulkan,”bagaimana kalau di counter sekitar sini aja? Siapa tau ada yang cocok”. Suami terus mengelak, “Lho malu to kita kan tadi malam sudah di counter daerah sini”. “Cari yang lain to sayang, aku pernah lihat ada counter yang sebelah kiri jalan yang lumayan cukup gede”, aku pun tersenyum. Akhirnya suamiku mau untuk bertanya di counter sini. Kami masuk ke counter, kemudian dilayani oleh 1 sales counter. Dalam batin ku ini sales ko’ belum professional masak nanya mulu’ ma sales yang lainnya yang juga masih masih mengurusi pembeli lainnya. Kami pun langsung menanyakan tentang tablet Lenovo, kemudian diambilkan ma salesnya untuk membaca-baca kardusnya coz masih segelan di dalam kardus hapenya. Karena salesnya belum kelihatan menguasai bidangnya jadi tak mempromosikan nih hape malah menawarkan kami ke merk tablet yang lain. Suamiku banyak melontarkan pertanyaan akan tablet Lenovo ini dari segi tipe serta kualifikasi hape ini. Kenapa kami langsung menuju ke tablet Lenovo karena saran counter tadi malem bilang katanya untuk jangka panjang kalau seandainya mau dijual lagi lebih bagus ambil merk yang Lenovo, jadi pikiran kami masih tertuju ke lonovo tinimbang tablet merk yang lain.
Banyak pertanyaan yang kami lontarkan ke sales tersebut, suamiku merasa ada yang janggal. Apa yang ada di kardus ma apa yang disebutkan ma sales tersebut banyak yang enggak sama. Kemudian kami timbang-timbang karena terkejut juga sama-sama merk Lenovo yang kami tanyakan di counter tadi malam harganya lebih murah dari counter sini, jad apa yang membedakan yang counter tadi malam dihargain 1375 di sini ko’ dihaargain 1500. Kami coba memperhatikan detail apa yang tertera di kardus tersebut untuk menimbang-nimbang pilihan kami. Kemudian kami pamit dari counter tersebut untuk memikirkan lagi.
Suamiku nyampai rumah langsung browsing ke internet lewat laptop acer kami. Kemudian memannggilku.“dek coba sini lihat, tadi tablet lenovonya kayak di internet ini kan? tipe Lenovo tab 7- 50 yang 3500”. Aku pun langsung menjawab dengan mantap, “iya kak tadi aku baca di kardusnya tipe nya yang 3500, ko’ harga di internet mahal sekali harganya mencapai 2 juta?. Iya juga, suamiku langsung menambahi, “yuk kita ambil tu tablet, mumpung kita dapat harga di bawah pasaran, apalagi kualifikasi tablet tersebut sudah bagus”. Dengan penuh semangat aku menjawab, “ayo kita berangkat sekarang!”.
Banyak perjalanan yang kami lalui untuk mendapatkan Lenovo tab 7- 50 yang 3500 akhirnya kami mendapatkan dengan harga 1450. Mudah-mudahan dengan hadirnya tab cantik ini di tengah-tengah kami, semoga hobi suamiku dalam menulis bisa dikembangkan serta kami pun jadi semangat dalam membaca seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah yang pertama turun wahyu yaitu  IQRO’ (bacalah!). Semoga kami selalu dalam pertolonganmu ya Allah.
        
Ditulis di Perum Bukit Kencana Tembalang, saat ku sendiri dan hasrat ini pengen menulisnya
Hari Senin, 24 November 2014
By : Anny Riwayati
»»  read more